Abdul Latif al-Farizy

menjalin silaturahmi

Minggu, 20 Februari 2011

SIFAT WAJIB BAGI ALLAH (SIFAT 20 BAGI ALLAH)

SIFAT WAJIB BAGI ALLAH (SIFAT DUA PULUH BAGI ALLAH)

1. Wujud

Wujud berarti Allah itu Maka mustahila Allah itu tiada (adam) Allah berfirman di dalam al-Qur’an yang artinya dialah Allah yang menciptakan tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi serta benda-benda yang berada di antara langit dan bumi. Maka dari itu di wajibkan kepadamanusia mukmin untuk inget selalu akan keesaan allah

2. Qidam

Qidam berarti Allah itu terdahulu/yang pertama maka mustahil Allah itu baru/ diawali oleh adam (kudus) Allah berfirman di dldalam al-Qur’an yang artinya Allah itu yang pertama dan yang terakhir, maka dari itu di wajibkan kepada umat mukmin agar selaluu bersyukur kepada Allah SWT yang telah menjadikan iman islam berkat perotolonganya.

3. Baqa

Baqa berarti Allah itu kekal maka mustahil Allah itu binasa (fana) Allah berfirman di dldalam al-Qur’an yang artinya kekal dzat tuhan kalian yang maha agung dan yang maha muliya, maka darituu di wajibkan kepada umat mukmin harus mengingat selalu kepada kematian agar bisa taubat sebelum mati.

4. Mukhalafatul lilhawaditsi

Mukhalafatul lilhawaditsi berarti berbeda Allah Dengan makhluknya (tidak serupa dengan makhluknya) mustahil Allah itu Allah sama dengan makhluknya (mumatsalatul lil hawaditsi) Allah berfirman di dldalam al-Qur’an yang artinya tidak ada yang serupa Allah terhadap suatu perkara. Maka dari itu di wajibkan kepada umat (manusia) mukmin, harus banyak-banyak membaca tasbih kepada Allah SWT .

5. Qiyamuhu binafsihi

Qiyamuhu binafsihi berarti berdiri Allah itu dengan sendirinya maka mustahil butuh Allah terhadap tempat dan kepada yang menentukan atau butuh terhadap makhluknya (ikhtiyaju ilala mahali wal mukhotsisi). Allah berfirman di dalam al-Qur’an yang artinya sesungguhnya Allah itu sangat kaya dari seluruh alam(al-ankabut:6, maka dari itu diwajibkan kepad umat (manusia)mukmin harus memprlihatkan kebutuhanya , kefakiranya serta harus memperbanyak berdo’a kepada Allah SWT.

6. Wahdaniah

Wah daniyah berarti satu atau esa( satu dzatnya , satu sifatna dan satu buatanya/af’alnya, maka mustahil Allah itu berbilang/banyak (ta’adud). Allah berfirman di dldalam al-Qur’an yang artinya katakanlah wahay Muhammad Allah itu satu (al-ikhlas:1). Maka dari itu kepada orang mukmin yang meyakini siafat wahdaniyah , kita harus melihat kepada seluruh ciptaan Allah SWT saja, dari setip kejadian-kejadian.

7. Kudrat

Kudrat berarti Allah itu berkuasa maka mustahil Allah itu tidak berkuasa/lemah (‘ajaz). Allah berfirman di dldalam al-Qur’an yang artinya sesungguhnya allah SWT kepada sgala kegiatan (kejadian) itu berkuasa , maka dari itu kepada orang-orang mukmin yang bertekad terhadap sifat tersebut harus tawadu, tidak sombong, rendah hati serta harus takut kepada Allah SWT, sebab Allah SWT itu sangat berkuasa.

8. Irodat

Irodat berarti Allah itu berkehendak maka mustahil Allah itu terpaksa dalam melakukan sesuatu hal (karohah). Allah berfirman di dldalam al-Qur’an yang artinya membuat Allah kepada Barang yang di kehendaki oleh Allah SWT. Diwajibkan kepada orang-orang mukmin untuk selalu berdo’a kepada Allah SWt

9. Ilmu

Ilmu berarti Allah itu mengetahui maka mustahil Allah itu bodoh (jahlun/jahal) . Allah berfirman di dldalam al-Qur’an yang artinya Allah SWt terhadap segala sesuatu kejadian mengetahuinya, maka dari itu kepada orang-orang mukmin yang taklid yaitu harus janga berani-berani melakukan perbuatan yang berdosa sebab Allah SWt mengetahuinya.

10. Hayat

Hayat berarti Allah itu Hidup maka mustahil Allah itu mati/meninggal (maut). Allah berfirman di dldalam al-Qur’an yang artinya Allah itu hidup yang tidak akan pernah kedatangan akan kematian/ tidak ada kata mati. Maka dari itu kepada seluruh orang-orang mukmin yang bertaklid harus tawakal, dan hanya memasrahkan diri kepada Allah SWT.

11. Sama’

Sama’ berarti Allah itu mendengar maka mustahil Allah itu tuli (shomam). Allah berfirman di dldalam al-Qur’an yang artinya sesungguhnya Allah itu yang maha mendengar serta yang maha mengetahui . maka di wajibkan kepada orang-orang mukmin yang bertaklid/menyakini di dalam hati jangan berani-berani mengeluarkan pembicaraan(omongan) yang haram-haram (yang jelek) sebab Allah SWt itu mendengar kepada semua ucapan tersebut.

12. Basar

Basar berarti Allah itu maha melihat,maka mustahil allah itu buta (‘amaa). Allah berfirman di dldalam al-Qur’an yang artinya Allah itu yang melihat terhadap segala perkara atau kejadian apa saja yang dilakukan oleh kalian semua. Maka dari itu di wajibkan kepada orang-orang mukmin yang menyakini di dalam hati( beriman) jangan berani-berani melakukan kemaksiatan atau pekerjaan yang jelek-jelek sebab Allah SWt itu jelas-jelaas melihat terhdap pekerjaan tersebut.

13. Kalam

Kalam berarti berbicara/berkata-kata maka mustahil Allah itu bisu/bungkam (bakam). Allah berfirman di dldalam al-Qur’an yang artinya sudah berbicara Allah kepada nabi musa dengan pembicaraan yang sempurna, maka dari itu di wajibkankepada orang-orang mukmin harus meperbanyak dzikir kepada allah SWT agar kita di ucapkan oleh Allah SWT

14. Munkoridan (kuasa) mustahil lemah (ajaz)

15. Muridan (berkehendak) mustahil terpaksa (karohah)

16. Aliman (mengetahui) mustahil bodoh (jahlun /jahal)

17. Hayat (hidup) mustahil mati/ meninggal (maut)

18. Sami’an (mendengar) mustahil tuli (sauma’)

19. Sami’an (melihat) mustahil buta (‘amaa)

20. Muntakaliman (berbicara) mustahil bisu ( bakam)



SIFAT BAGI ALLAH (20) DI BAGI MENJADI 4

1. Nafsiayah (1)

a. Wujud

2. Salbiayah (5)

a. Qidam

b. Baqa

c. Mukhalafatul ilhawaditsi

d. Kiyamuhu binafsihi

e. wahdaniyah

3. Ma’ani (7)

a. Kudrat

b. Irodat

c. Ilmu

d. Hayat

e. Sama’

f. Basar

g. Kalam

4. Ma’nawiyah (7)

a. Munkodran

b. Muridan

c. Aliman

d. Hayan

e. Sami’an

f. Basiran

g. muntakaliman

Jumat, 11 Februari 2011

Piagam Madinah

Umat Islam memulai hidup bernegara setelah Rasulullah hijrah ke Yathrib, yang kemudian berubah menjadi Madinah. Di Madinahlah untuk pertama kali lahir satu komunitas Islam yang bebas dan merdeka di bawah pimpinan Nabi Muhammad, Penduduk Madinah ada tiga golongan. Pertama kaum muslimin yang terdiri dari kaum Muhajirin dan Anshar, dan ini adalah kelompok mayoritas. Kedua, kaum musyrikin, yaitu orang-orang suku Aus dan Kharaj yang belum masuk Islam, kelompok ini minoritas. Ketiga, kaum Yahudi yang terdiri dari empat kelompok. Satu kelompok tinggal di dalam kota Madinah, yaitu Banu Qunaiqa. Tiga kelompok lainnya tinggal di luar kota Madinah, yaitu Banu Nadlir, Banu Quaraizhah, dan Yahudi Khibar. Jadi Madinah adalah masyarakat majemuk. Setelah sekitar dua tahun berhijrah Rasulullah memaklumkan satu piagam yang mengatur hubungan antar komunitas yang ada di Madinah, yang dikenal dengan Piagam (Watsiqah) Madinah.Inilah yang dianggap sebagai konstitusi negara tertulis pertama di dunia. Piadam Madinah ini adalah konstitusi negara yang berasaskan Islam dan disusun sesuai dengan syariat Islam.
Umat Islam memulai hidup bernegara setelah Rasulullah hijrah ke Yathrib, yang kemudian berubah menjadi Madinah. Di Madinahlah untuk pertama kali lahir satu komunitas Islam yang bebas dan merdeka di bawah pimpinan Nabi Muhammad, Penduduk Madinah ada tiga golongan. Pertama kaum muslimin yang terdiri dari kaum Muhajirin dan Anshar, dan ini adalah kelompok mayoritas. Kedua, kaum musyrikin, yaitu orang-orang suku Aus dan Kharaj yang belum masuk Islam, kelompok ini minoritas. Ketiga, kaum Yahudi yang terdiri dari empat kelompok. Satu kelompok tinggal di dalam kota Madinah, yaitu Banu Qunaiqa. Tiga kelompok lainnya tinggal di luar kota Madinah, yaitu Banu Nadlir, Banu Quaraizhah, dan Yahudi Khibar. Jadi Madinah adalah masyarakat majemuk. Setelah sekitar dua tahun berhijrah Rasulullah memaklumkan satu piagam yang mengatur hubungan antar komunitas yang ada di Madinah, yang dikenal dengan Piagam (Watsiqah) Madinah.Inilah yang dianggap sebagai konstitusi negara tertulis pertama di dunia. Piadam Madinah ini adalah konstitusi negara yang berasaskan Islam dan disusun sesuai dengan syariat Islam.
Umat Islam memulai hidup bernegara setelah Rasulullah hijrah ke Yathrib, yang kemudian berubah menjadi Madinah. Di Madinahlah untuk pertama kali lahir satu komunitas Islam yang bebas dan merdeka di bawah pimpinan Nabi Muhammad, Penduduk Madinah ada tiga golongan. Pertama kaum muslimin yang terdiri dari kaum Muhajirin dan Anshar, dan ini adalah kelompok mayoritas. Kedua, kaum musyrikin, yaitu orang-orang suku Aus dan Kharaj yang belum masuk Islam, kelompok ini minoritas. Ketiga, kaum Yahudi yang terdiri dari empat kelompok. Satu kelompok tinggal di dalam kota Madinah, yaitu Banu Qunaiqa. Tiga kelompok lainnya tinggal di luar kota Madinah, yaitu Banu Nadlir, Banu Quaraizhah, dan Yahudi Khibar. Jadi Madinah adalah masyarakat majemuk. Setelah sekitar dua tahun berhijrah Rasulullah memaklumkan satu piagam yang mengatur hubungan antar komunitas yang ada di Madinah, yang dikenal dengan Piagam (Watsiqah) Madinah.Inilah yang dianggap sebagai konstitusi negara tertulis pertama di dunia. Piadam Madinah ini adalah konstitusi negara yang berasaskan Islam dan disusun sesuai dengan syariat Islam.Umat Islam memulai hidup bernegara setelah Rasulullah hijrah ke Yathrib, yang kemudian berubah menjadi Madinah. Di Madinahlah untuk pertama kali lahir satu komunitas Islam yang bebas dan merdeka di bawah pimpinan Nabi Muhammad, Penduduk Madinah ada tiga golongan. Pertama kaum muslimin yang terdiri dari kaum Muhajirin dan Anshar, dan ini adalah kelompok mayoritas. Kedua, kaum musyrikin, yaitu orang-orang suku Aus dan Kharaj yang belum masuk Islam, kelompok ini minoritas. Ketiga, kaum Yahudi yang terdiri dari empat kelompok. Satu kelompok tinggal di dalam kota Madinah, yaitu Banu Qunaiqa. Tiga kelompok lainnya tinggal di luar kota Madinah, yaitu Banu Nadlir, Banu Quaraizhah, dan Yahudi Khibar. Jadi Madinah adalah masyarakat majemuk. Setelah sekitar dua tahun berhijrah Rasulullah memaklumkan satu piagam yang mengatur hubungan antar komunitas yang ada di Madinah, yang dikenal dengan Piagam (Watsiqah) Madinah.Inilah yang dianggap sebagai konstitusi negara tertulis pertama di dunia. Piadam Madinah ini adalah konstitusi negara yang berasaskan Islam dan disusun sesuai dengan syariat Islam.


Kandungan Piagam Madinah
· Fasal 1
Dengan nama Allah yang Maha Pemurah Lagi Penyayang : Inilah kitab (Piagam Bertulis) dari Nabi Muhammad, pesuruh Allah bagi orang-orang yang beriman dan orang-orang yang memeluk Islam dari Quraisy dengan penduduk Yathrib dan orang-orang yang bersama mereka lalu masuk ke dalam golongan mereka dan berjuang bersama-sama mereka.
· Fasal 2
Bahawa mereka adalah satu umat (bangsa) berbeza dari manusia-manusia lain.
· Fasal 3
Golongan Muhajirin dari Quraisy tetaplah di atas pegangan lama mereka : mereka saling tanggung-menanggung membayar dan menerima diyat (wang tebusan) di antara sesama mereka dalam mana mereka menebus sesiapa yang tertawan dengan cara berkebajikan dan adil di kalangan orang-orang beriman.
· Fasal 4
Bani Auf (dari Yathrib) tetaplah di atas pegangan lama mereka dalam mana mereka bersama-sama tanggung-menanggung membayar serta menerima wang tebusan seperti dulu; dan setiap taifah (golongan) tetaplah menebus sesiapa yang tertawan dari kalangan mereka sendiri dengan cara berkebajikan dan adil di kalangan orang-orang yang beriman.
· Fasal 5
Bani al-Harith (dari Yathrib – Madinah) bin al-Khazraj tetaplah di atas pegangan lama mereka bersama-sama bertanggungjawab membayar wang tebusan darah seperti dulu, dan tia-tiap puak dari (Suku Khazraj) hendaklah membayar wang tebusandarah mereka sendiri dengan adil dan berkebajikan di kalangan orang-orang yang beriman.
· Fasal 6
Bani Saidah (dari Yathrib) tetaplah di atas pegangan lama mereka bersama-sama bertanggungjawab membayar wang tebusan darah seperti dahulu dan tiap-tiap puak dari mereka hendaklah membayar wang tebusan darah untuk mereka sendiri dengan berkebajikan dan adil di kalangan orang-orang yang beriman.
· Fasal 7
Bani Jusyam (dari Yathrib) tetaplah di atas pegangan lama mereka bersama-sama bertanggungjawab membayar wang tebuan darah seperti dahulu dan tiap-tiap puak dari mereka hendaklah membayar wang tebusan darah untuk mereka sendiri dengan berkebajikan dan adil di kalangan orang-orang yang beriman.
· Fasal 8
Banu al-Najjar (dari Yathrib) tetaplah di atas pegangan lama mereka bersama-sama bertanggungjawab membayar wang tebuan darah seperti dahulu dan tiap-tiap puak dari mereka hendaklah membayar wang tebusan darah untuk mereka sendiri dengan berkebajikan dan adil di kalangan orang-orang yang beriman.
· Fasal 9
Bani Amru bin Auf tetaplah di atas pegangan lama mereka bersama-sama bertanggungjawab membayar wang tebuan darah seperti dahulu dan tiap-tiap puak dari mereka hendaklah membayar wang tebusan darah untuk mereka sendiri dengan berkebajikan dan adil di kalangan orang-orang yang beriman.
· Fasal 10
Bani al-Nabiet (dari Yathrib) tetaplah di atas pegangan lama mereka bersama-sama bertanggungjawab membayar wang tebuan darah seperti dahulu dan tiap-tiap puak dari mereka hendaklah membayar wang tebusan darah untuk mereka sendiri dengan berkebajikan dan adil di kalangan orang-orang yang beriman.
· Fasal 11
Bani Aus (dari Yathrib) tetaplah di atas pegangan lama mereka bersama-sama bertanggungjawab membayar wang tebuan darah seperti dahulu dan tiap-tiap puak dari mereka hendaklah membayar wang tebusan darah untuk mereka sendiri dengan berkebajikan dan adil di kalangan orang-orang yang beriman.
· Fasal 12
Bahawa orang-orang yang beriman tidaklah boleh membiarkan sebarang masalah di antara mereka sendiri bahkan mestilah sama-sama bertanggungjawab memberi sumbangan, dengan berkebajikan untuk menbayar wang tebusan darah dengan adil.
·
o Fasal 12-b
Hendaklah seseorang yang beriman itu tidak membuat apa-apa perjanjian dengan orang yang di bawah kawalan seseorang yang beriman yang lain dengan tidak mendapat persetujuan terlebih dahulu.
· Fasal 13
Bahawa orang-orang beriman lagi bertaqwa hendaklah menentang sesiapa yang membuat kesalahan, melanggar kesusilaan, melakukan kezaliman atau dosa atau perseteruan atau kerosakan di kalangan orang-orang beriman, dan mereka hendaklah bersatu bersama-sama menentang orang tersebut walaupun jika orang itu anak kepada salah seorang dari mereka.
· Fasal 14
Tidak sayugianya seseorang mukmin itu membunuh seorang mukmin lain kerana seorang kafir, tidak sayugianya ia menolong mana-mana kafir terhadap seseorang mukmin.
· Fasal 15
Bahawa jaminan Allah itu adalah satu dan sama; ia melindungi nasib orang yang lemah dari perbuatan mereka; dan bahawa orang-orang Mukmin hendaklah salinh menjamin sesama sendiri terhadap (gangguan) orang lain.
· Fasal 16
Bahawa orang-orang Yahudi yang menyertai kita hendaklah mendapatkan pertolongan dan pimpinan dengan tidak menzalimi dan tidak boleh ada pakatan tidak baik terhadap mereka.
· Fasal 17
Bahawa perdamaian orang-orang mukmin itu adalah satu dan sama, oleh itu tidak boleh dibuat perjanjian dengan mana-mana orang mukmin tanpa diturut serta oleh mukmin yang lain dalam sesuatu perang pada jalan Allah, melainkan dengan dasar persamaan dan keadilan di kalangan mereka.
· Fasal 18
Bahawa setiap serangan kita hendaklah dikira sebagai serangan terhadap semua, oleh itu hendaklah disilihgantikan tenaga menentangnya.
· Fasal 19
Bahawa orang mukmin hendaklah saling membela sesama mereka atas setiap darah yang tumpah pada jalan Allah.
· Fasal 20
Bahawa orang-orang mukmin lagi bertaqwa hendaklah teguh di atas sebaik-baik petunjuk dan seteguh-teguhnya.
· Fasal 20-b
Nahawa tidak boleh mana-mana orang musyrik melindungi harta orang-orang Quraisy dan tidak juga nyawa mereka dan tidak boleh menghalang orang mukmin (akan haknya)
· Fasal 21
Barangsiapa membunuh dengan sewenang-wenangnya akan seorang mukmin dengan tidak ada bukti yang cukup hendaklah dihukum bunuh balas kecuali dipersetuji oleh wali yang kena bunuh menerima ganti darah. Semua orang mukmin hendaklah bersatu suara mengutuk perbuatan itu, bahkan tidak harus bagi mereka menegakkan terhadapnya.
· Fasal 22
Bahawa tidak harus bagi mana-mana orang mukmin yang mengakui isi kandungan Piagam ini, dan percaya Allah dan Hari Kemudian, menolong mana-mana orang yang mencabul ataupun melindungi orang itu. Barangsiapa menolong orang itu maka keatasnya laknat Allah dan kemurkaanNya pada hari Kiamat kelak, dan tidak akan diterima darinya sebarang tebusan dan tidak juga sebarang taubat.
· Fasal 23
Berbalah walau bagaimanapun kamu dalam sesuatu perkara hendaklah merujukkan perkara itu kepada Allah dan Nabi Muhammad.
· Fasal 24
Bahawa orang-orang Yahudi hendaklah turut serta membelanja sama-sama dengan orang-orang mukmin selama mana mereka itu berperang
· Fasal 25
Bahawa kaum Yahudi dari Bani Auf adalah satu ummah bersama orang-orang mukmin, mereka bebas dengan agama mereka sendiri (Yahudi) dan orang Islam dengan agama mereka (Islam), begitu juga orang-orang yang sekutu mereka dan begitu juga diri mereka sendiri, melainkan sesiapa yang zalim dan berbuat dosa maka hal itu tidak akan menimpa melainkan dirinya dan keluarganya sendiri
· Fasal 26
Yahudi Bani al-Najjar (diperlakukan) sama dengan Yahudi Bani Auf.
· Fasal 27
Yahudi Bani al-Harith (diperlakukan) sama dengan Yahudi Bani Auf.
· Fasal 28
Yahudi Bani al-Saidah (diperlakukan) sama dengan Yahudi Bani Auf.
· Fasal 29
Yahudi Bani Jusyaim (diperlakukan) sama dengan Yahudi Bani Auf.
· Fasal 30
Yahudi Bani al-Aus (diperlakukan) sama dengan Yahudi Bani Auf.
· Fasal 31
Yahudi Bani Tha’alabah (diperlakukan sama dengan Yahudi Bani Auf, kecuali orang-orang zalim dan orang yang berbuat dosa maka hal itu tidak akan menimpa melainkan diri dan keluarganya sendiri.
· Fasal 32
Bahawa suku Jafnah yang bertalian keturunan dengan Yahudi Tha’alabah (diperlakukan) sama dengan mereka itu (Bani Tha’alabah)
· Fasal 33
Bani Shutaibah (diperlakukan) sama dengan Yahudi Bani Auf, dan sikap yang baik hendaklah membendung segala kejahatan.
· Fasal 34
Bahawa orang-orang yang bersekutu dengan Yahudi Bani Tha’alabah (diperlakukan) sama dengan mereka itu.
· Fasal 35
Bahawa para pegawai kepada orang-orang Yahudi (diperlakukan) sama dengan orang-orang Yahudi itu sendiri.
· Fasal 36
Tiada seorang pun yang menyertai Piagam ini boleh menarik diri keluar dari pakatan mereka melainkan dengan persetujuan dari (Nabi) Muhammad.
·
o Fasal 36-b
Tidak boleh disekat dari membuat kelukaan yang dilakukan oleh mana-mana orang ke atas dirinya, barang siapa membuat kejahatan maka balasannya adalah dirinya dan keluarganya kecuali orang yang dizalimi dan bahawa Allah akan melindungi orang yang menghormati piagam ini.
· Fasal 37
Bahawa orang-orang Yahudi hendaklah menbiayai negara seperti mana orang-orang mukmin juga hendaklah membiayai negara; dan hendaklah mereka sama0sama tolong-menolong menentang sesiapa jua yang memerangi orang-orang yang menganggotai Piagam ini; dan hendaklah mereka saling nasihat-menasihati, sama-sama membuat kebajikan terhadap perbuatan dosa.
·
o Fasal 37-b
Mana-mana orang tidaklah boleh dianggap bersalah kerana kesalahan yang dilakukan oleh sekutunya; dan pertolongan hendaklah diberi kepada orang yang dizalimi.
· Fasal 38
Bahawa orang-orang Yahudi hendaklah memikul biayaan bersama-sama orang mukmin selama mana mereka berada dalam keadaan perang
· Fasal 39
Bahawa Kota Yathrib adalah terpelihara sempadannya tidak boleh dicerobohi oleh mana-mana pihak yang menganggotai piagam ini
· Fasal 40
Bahawa jiran tetangga hendaklah diperlaku sebagai diri sendiri, tidak boleh dilakukan terhadapnya sebarang bahaya dan dosa.
· Fasal 41
Tidak boleh dihampiri sebarang kehormatan (wanita) melainkan dengan izin keluarganya sendiri.
· Fasal 42
Bahawa apa juga kemungkaran (bunuh) atau apa juga pertengkaran di antara sesama peserta piagam ini sekira-kira dikhuatiri membawa bencana maka hendaklah dirujukkan kepada hukum Allah dan kepada penyelesaian oleh Muhammad pesuruh Allah, Allah menyaksikan kebaikan isi kandungan piagam ini dan merestuinya
· Fasal 43
Bahawa tidaklah boleh diberi bantuan perlindungan kepada Quraisy (musuh), begitu juga tidak boleh diberi perlindungan kepada orang-orang yang membantunya.
· Fasal 44
Bahawa hendaklah bantu-membantu mempertahankan kota Yathrib daripada mana-mana pihak yang mencerobohnya.
· Fasal 45
Apabila mereka diajak untuk berdamai atau untuk masuk campur dalam satu-satu perdamaian maka hendaklah mereka bersedia berdamai atau masuk campur ke dalam perdamaian itu; dan bila mana mereka diajak berbuat demikian maka orang-orang mukmin hendaklah merestuinya kecuali terhadap orang-orang yang memerangi agama (Islam).
· Fasal 46
Bahawa orang-orang Yahudi Aus sendiri dan begitu juga orang-orang yang bersekutu dengan mereka hendaklah memikul kewajipan sama seperti mana pihak-pihak yang lain yang menganggotai ini demi kebaikan mereka semata-mata (perdamaian) dari anggota-anggota piagam ini. Dan mereka hendaklah berbuat kebajikan dengan tidak melakukan dosa kerana barang siapa yang berbuat sesuatu maka dialah yang menanggungnya sendiri. Dan Allah menyaksi akan kebenaran isi kandungan Piagam ini dan merestuinya.
· Fasal 47
Bahawa piagam ini tidak boleh dipakai bagi melindungi orang-orang zalim dan yang bersalah; dan bahawa –mulai dari saat ini barang siapa berpergiaan dari kota Madinah atau menetap di dalamnya adalah terjamin keselamatannya kecuali orang-orang yang zalim atau bersalah. Dan bahawa Allah merestui setiap orang yang membuat kebajikan dan bertakwa dan bahawa Muhammad hendaklah diakui Pesuruh Allah.

Tujuan Piagam Madinah
· Menghadapi masyarakat majmuk Madinah
· Membentuk peraturan yang dipatuhi bersama semua penduduk.
· Ingin menyatukan masyarakat pelbagai kaum
· Mewujudkan perdamaian dan melenyapkan permusuhan
· Mewujudkan keamanan di Madinah
· Menentukan hak-hak dan kewajipan Nabi Muhammad dan penduduk setempat.
· Memberikan garis panduan pemulihan kehidupan kaum Muhajirin
· Membentuk Kesatuan Politik dalam mempertahankan Madinah
· Merangka persefahaman dengan penduduk bukan Islam, terutama Yahudi.
· Memberi peruntukan pampasan kepada kaum Muhajirin yang kehilangan harta benda dan keluarga di Mekah.
Prinsip Piagam Madinah
· Al-Quran dan Sunnah adalah sumber hukum negara.
· Kesatuan Ummah dan Kedaulatan Negara
· Kebebasan bergerak dan tinggal di Madinah
· Hak dan tanggungjawab dari segi ketahanan dan mempertahankan negara
· Dasar hubungan baik dan saling bantu-membantu antara semua warganegara
· Tanggungjawab individu dan negara pemerintah dalam menegakkan keadilan sosial.
· Beberapa undang-undang keselamatan seperti hukuman Qisas dan sebagainya telah dicatatkan
· Kebebasan beragama
· Tanggungjawab negara terhadap orang bukan Islam
· Kewajipan semua pihak terhadap perdamaian